Fenomena Live Shopping: Peluang, Tantangan, dan Proyeksi Masa Depan

Seiring berkembangnya teknologi dan internet, perilaku konsumen juga mengalami perubahan. Salah satu fenomena baru yang muncul adalah live shopping, sebuah konsep belanja yang menggabungkan aktivitas belanja online dengan kegiatan menonton live streaming.

Apa Itu Live Shopping?

Live shopping adalah konsep belanja online yang memungkinkan konsumen untuk melihat dan membeli produk secara langsung dari live streaming yang ditayangkan oleh penjual atau influencer. Penjual atau influencer biasanya akan menunjukkan dan menjelaskan produk yang dijual, dan konsumen dapat langsung membeli produk tersebut melalui link yang disediakan.

Fenomena ini pertama kali populer di China dan kini mulai merambah ke berbagai negara lainnya, termasuk Indonesia. Beberapa platform e-commerce besar di Indonesia, seperti Shopee dan Lazada, telah membuka fitur live shopping ini.

Peluang dari Live Shopping

Ada beberapa alasan mengapa live shopping menjadi fenomena baru yang menarik. Pertama, live shopping memberikan pengalaman belanja yang lebih interaktif dan personal bagi konsumen. Konsumen bisa melihat langsung produk yang dijual dan bisa bertanya langsung kepada penjual atau influencer tentang produk tersebut.

Kedua, live shopping juga memberikan peluang baru bagi penjual dan influencer. Penjual bisa menunjukkan dan menjelaskan produknya secara lebih detail, sementara influencer bisa mendapatkan komisi dari setiap penjualan yang terjadi melalui live shopping mereka.

Ketiga, live shopping juga memberikan peluang bagi platform e-commerce untuk meningkatkan penjualan dan engagement pengguna. Dengan adanya live shopping, pengguna bisa lebih lama berada di platform e-commerce dan potensial untuk membeli produk juga menjadi lebih besar.

Tantangan dari Live Shopping

Meski memberikan banyak peluang, live shopping juga memiliki beberapa tantangan. Pertama, tantangan teknis seperti kualitas streaming yang buruk atau link belanja yang tidak berfungsi bisa merusak pengalaman belanja konsumen.

Kedua, tantangan hukum dan regulasi. Di beberapa negara, ada aturan tertentu tentang penjualan produk melalui live streaming. Misalnya, di China, penjual harus memiliki lisensi khusus untuk melakukan live streaming penjualan.

Ketiga, tantangan etika dan moral. Beberapa penjual atau influencer mungkin menggunakan taktik penjualan yang agresif atau menyesatkan untuk meningkatkan penjualan mereka. Hal ini bisa merusak reputasi live shopping dan membuat konsumen menjadi skeptis.

Proyeksi Masa Depan Live Shopping

Meski memiliki beberapa tantangan, prospek masa depan live shopping tampak cerah. Menurut laporan dari Coresight Research, pasar live shopping di China diperkirakan akan mencapai $305 miliar pada tahun 2021, naik lebih dari dua kali lipat dari tahun 2019.

Di Indonesia, fenomena live shopping juga mulai tumbuh. Menurut data dari iPrice, jumlah penonton live shopping di Shopee Indonesia meningkat 32 kali lipat dari Q1 2020 hingga Q1 2021.

Selain itu, teknologi baru seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) juga diharapkan bisa membantu meningkatkan pengalaman live shopping. Misalnya, AR dan VR bisa digunakan untuk menunjukkan produk dengan lebih detail atau untuk menciptakan pengalaman belanja yang lebih imersif.

Dengan semua peluang dan tantangan ini, satu hal yang jelas adalah live shopping akan terus berkembang dan berinovasi. Sebagai konsumen, kita bisa menantikan pengalaman belanja yang lebih interaktif dan personal. Sementara sebagai penjual atau influencer, kita bisa memanfaatkan live shopping sebagai saluran penjualan baru yang potensial.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak